Selasa, 27 Agustus 2019

Pengenalan Alat: LABU TAKAR (LABU UKUR/VOLUMETRIC FLASK)

Labu takar atau disebut juga dengan labu ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari bahan glass/kaca borosilikat, mempunyai ketelitian tinggi, dan berfungsi untuk mengencerkan suatu zat tertentu dalam volume tertentu. Seperti namanya labu takar ini berbentuk seperti labu di bagian bawah dan memiliki leher panjang ke atas. di leher labu takar ini terdapat tanda lingkaran yang menjadi tanda volume tertentu atau batas di dalam pengenceran suatu larutan/zat. Labu takar dilengkapi tutup yang berbahan gelas asah atau teflon.


Labu takar dapat berupa tipe gelas tidak berwarna (clear glass) atau tipe gelas berwarna (amber glass). Memiliki kapasitas volume 5 mL - 2000 mL, dan tidak boleh digunakan untuk pemanasan

Fungsi labu ukur antara lain:

  1. mengambil atau mengukur larutan dengan teliti (sesuai volume labu ukur)
  2. membuat campuran larutan dengan volume tertentu (pengenceran)

Cara penggunaan labu takar (pengenceran)
  1. zat yang akan dilarutkan/diencerkan (zat inti) diukur terlebih dahulu berat/volumenya
  2. masukkan zat inti ke dalam labu takar dan kemudian tambahkan aquades (atau zat pelarut lainnya) sebanyak 1/2 volume dari labu takar
  3. gojog labu takar pelan-pelan sehingga zat di dalamnya tercampur
  4. tambahkan aquades sampai tanda batas pada leher labu takar (pada saat mendekati tanda batas, sebaiknya penambahan aquades dengan menggunakan pipet tetes dan dilakukan secara hati-hati sehingga aquades yang ditambahkan tidak melebihi tanda batas)
  5. tutup labu takar dengan menggunakan penutupnya, kemudian gojog labu takar sehingga larutan didalamnya menjadi homogen







Sumber:
https://www.academia.edu/8353066/TUGAS_INSTRUMENTASI
https://www.youtube.com/watch?v=WLSl4X6CnoY

Senin, 26 Agustus 2019

Budaya K3 Dalam Praktikum Kimia

Praktikum kimia merupakan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium kimia dengan aktivitas yang sebagian besar melibatkan bahan kimia. Bahan kimia terdiri dari berbagai ragam dengan karakter yang sangat bervariasi  dan bahkan beberapa diantaranya banyak yang memiliki resiko berbahaya. Untuk menghindari bahaya bahan kimia hendaknya para siswa dapat memahami dan mengimplementasikan budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium kimia.

Keterampilan kerja di laboratorium dapat diperoleh siswa melalui kegiatan praktikum. Semakin sering dan serius siswa berkerja di laboratorium maka mereka akan semakin terampil. Di sisi lain, laboratorium merupakan tempat yang sangat berbahaya. Karena di dalam laboratorium berisikan alat dan bahan kimia yang sangat potensial menimbulkan bahaya. Kemungkinan bahaya tersebut diantaranya adalah akibat adanya bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan bahan tertentu di kulit, bahaya kebakaran, bahaya keracunan, serta potensi bahaya lainnya. Di samping hal itu, orang yang berkerja di laboratorium (praktikan, laboran, dan yang lainnya) dihadapkan pada pekerjaan dengan resiko yang besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif, karsinogenik, dan beracun, serta penggunaan alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.

Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, siswa hendaknya menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan. Dalam melaksanakan praktikum kimia, siswa minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan kacamata pelindung (gogle). Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara praktikum. Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi kapan saja.

Hal-hal yang seharusnya dilakukan pada saat berkerja di laboratorium antara lain:

  • Tahap persiapan
  1. mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan
  2. mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan
  3. mempersiapkan alat pelindung tubuh
  • Tahap pelaksanaan
  1. mengenakan alat pelindung tubuh
  2. mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan
  3. merangkai alat yang digunakan secara tepat, dan mengambil bahan kimia secukupnya
  4. membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan
  5. bekerja dengan tertib, tenang, dan tekun, catat data-data yang diperlukan
  • Tahap paska pelaksanaan
  1. kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula
  2. hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat
  3. bersihkan tempat atau meja kerja
  4. keluar dari laboratorium dengan tertib

Sumber:
Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum IPA. Yogyakarta: SMA Negeri 1 Yogyakarta