Kamis, 10 Oktober 2019

Pengenalan Alat: ERLENMEYER

Nama erlenmeyer berasal dari ilmuwan Jerman yang menemukannya, yaitu Emil Erlenmeyer (1825-1909). Erlenmeyer sendiri merupakan alat laboratorium yang memiliki badan berbentuk kerucut, leher berbentuk silinder, dan bagian dasar alat datar melebar.


Berdasarkan bentuk tersebut maka erlenmeyer sangat tepat apabila digunakan dalam titrasi, dimana larutan titran dapat tercampur dengan cara memutar-mutar erlenmeyer (dipegang pada bagian leher) tanpa kawatir larutan akan tumpah. Erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat atau plastik PTFE (yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene yang merupakan jenis plastik dengan tingkat kereaktivan yang rendah), dan memiliki berbagai variasi ukuran. Pada salah satu sisi erlenmeyer terdapat skala, hanya saja skala tersebut ketelitiannya rendah sehingga tidak bisa digunakan untuk pengukuran. 

Secara garis besar, erlenmeyer memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  1. tempat mencampur larutan kimia
  2. tempat untuk menampung hasil titrasi
  3. tempat menyimpan larutan kimia
  4. tempat menumbuhkan kultur mikrobia dalam laboratorium
  5. tempat menyimpan media pertumbuhan mikrobia dalam laboratorium





Sumber:
https://ibs.co.id/id/fungsi-labu-erlenmeyer/
https://www.youtube.com/watch?v=nPc3oMJSV4w

Rabu, 09 Oktober 2019

Pengenalan Alat: GELAS BEKER / GELAS KIMIA

Gelas beker atau gelas kimia, atau disebut gelas piala merupakan peralatan laboratorium yang berbentuk silinder (tabung), biasanya terbuat dari bahan gelas borosilikat atau bisa juga dari bahan plastik PTFE (yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene yang merupakan jenis plastik dengan tingkat kereaktivan yang rendah). Gelas beker terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari 1 mL hingga beberapa liter. Di salah satu sisi gelas beker terdapat skala pengukuran, hanya saja memiliki ketelitian yang tidak begitu akurat, contohnya gelas beker dengan ukuran 500 mL mempunyai skala pengukuran di salah satu sisinya yaitu skala 100, 200, 300, 400, dan 500. Gelas beker juga memiliki beberapa tipe atau jenis, yaitu gelas beker pendek, gelas beker panjang, dan gelas beker datar dengan fungsi masing-masing.





Gelas beker memiliki fungsi antara lain:

  • tempat menampung, mencampurkan larutan, atau mereaksikan zat kimia
  • tempat memanaskan larutan diatas hot plate
  • tempat menampung larutan hasil titrasi atau hasil penyaringan
  • tempat menguapkan larutan
karena gelas beker dapat digunakan untuk menguapkan larutan, maka supaya larutan yang disimpan atau di tampung dalam gelas beker tidak menguap biasanya gelas beker ditutup dengan menggunakan gelas arloji atau aluminium foil atau bisa juga menggunakan plastik.




sumber:





Selasa, 03 September 2019

Pengenalan Alat: GELAS UKUR

Gelas ukur atau disebut juga measuring cylinders merupakan peralatan laboratorium yang berbentuk silinder (tabung), terbuat dari bahan gelas borosilikat, dan berfungsi untuk mengukur volume suatu zat cair (larutan)


Gelas ukur memiliki bermacam-macam ukuran, mulai dari 5 mL - 2000 mL, dan gelas ukur juga tersusun atas skala-skala tertentu tergantung dari volume atau ukuran dari gelas ukur. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur atau mengambil zat cair dalam volume tertentu dengan ketelitian tidak tinggi, tetapi tidak bisa digunakan untuk mengukur zat cair dalam kondisi masih panas. Harap memperhatikan keadaan meniscus pada saat pengukuran (pembacaan skala)


Pada bagian atas dari gelas ukur terdapat bibir tuang yang berfungsi untuk memudahkan dalam menuangkan larutan. Dan pada bagian bawah terdapat dudukan berbentuk lingkaran atau heksagonal yang berfungsi untuk menjaga gelas ukur tetap berdiri tegak, sehingga memudahkan dalam pembacaan skala pengukuran dan supaya larutan tidak tumpah.

Pada saat penggunaan gelas ukur tidak dapat dengan cara menggenggamnya secara bebas, melainkan dengan cara meletakkan gelas ukur pada meja/permukaan yang datar. Pada saat pengukuran pembacaan skala pengukuran dilakukan berdasarkan meniskus larutan, pada larutan jernih (baik larutan berwarna atau tidak berwarna) maka dasar pembacaan skalanya berdasarkan meniskus bawah, sedangkan apabila larutan tidak jernih maka dasar pembacaan skalanya berdasarkan meniskus atas.






Sumber:
https://www.slideshare.net/andy_wahyudin/modul-1-peralatan-laboratorium
https://www.youtube.com/watch?v=RkTqOQoT9XA




Selasa, 27 Agustus 2019

Pengenalan Alat: LABU TAKAR (LABU UKUR/VOLUMETRIC FLASK)

Labu takar atau disebut juga dengan labu ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari bahan glass/kaca borosilikat, mempunyai ketelitian tinggi, dan berfungsi untuk mengencerkan suatu zat tertentu dalam volume tertentu. Seperti namanya labu takar ini berbentuk seperti labu di bagian bawah dan memiliki leher panjang ke atas. di leher labu takar ini terdapat tanda lingkaran yang menjadi tanda volume tertentu atau batas di dalam pengenceran suatu larutan/zat. Labu takar dilengkapi tutup yang berbahan gelas asah atau teflon.


Labu takar dapat berupa tipe gelas tidak berwarna (clear glass) atau tipe gelas berwarna (amber glass). Memiliki kapasitas volume 5 mL - 2000 mL, dan tidak boleh digunakan untuk pemanasan

Fungsi labu ukur antara lain:

  1. mengambil atau mengukur larutan dengan teliti (sesuai volume labu ukur)
  2. membuat campuran larutan dengan volume tertentu (pengenceran)

Cara penggunaan labu takar (pengenceran)
  1. zat yang akan dilarutkan/diencerkan (zat inti) diukur terlebih dahulu berat/volumenya
  2. masukkan zat inti ke dalam labu takar dan kemudian tambahkan aquades (atau zat pelarut lainnya) sebanyak 1/2 volume dari labu takar
  3. gojog labu takar pelan-pelan sehingga zat di dalamnya tercampur
  4. tambahkan aquades sampai tanda batas pada leher labu takar (pada saat mendekati tanda batas, sebaiknya penambahan aquades dengan menggunakan pipet tetes dan dilakukan secara hati-hati sehingga aquades yang ditambahkan tidak melebihi tanda batas)
  5. tutup labu takar dengan menggunakan penutupnya, kemudian gojog labu takar sehingga larutan didalamnya menjadi homogen







Sumber:
https://www.academia.edu/8353066/TUGAS_INSTRUMENTASI
https://www.youtube.com/watch?v=WLSl4X6CnoY

Senin, 26 Agustus 2019

Budaya K3 Dalam Praktikum Kimia

Praktikum kimia merupakan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium kimia dengan aktivitas yang sebagian besar melibatkan bahan kimia. Bahan kimia terdiri dari berbagai ragam dengan karakter yang sangat bervariasi  dan bahkan beberapa diantaranya banyak yang memiliki resiko berbahaya. Untuk menghindari bahaya bahan kimia hendaknya para siswa dapat memahami dan mengimplementasikan budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium kimia.

Keterampilan kerja di laboratorium dapat diperoleh siswa melalui kegiatan praktikum. Semakin sering dan serius siswa berkerja di laboratorium maka mereka akan semakin terampil. Di sisi lain, laboratorium merupakan tempat yang sangat berbahaya. Karena di dalam laboratorium berisikan alat dan bahan kimia yang sangat potensial menimbulkan bahaya. Kemungkinan bahaya tersebut diantaranya adalah akibat adanya bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan bahan tertentu di kulit, bahaya kebakaran, bahaya keracunan, serta potensi bahaya lainnya. Di samping hal itu, orang yang berkerja di laboratorium (praktikan, laboran, dan yang lainnya) dihadapkan pada pekerjaan dengan resiko yang besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif, karsinogenik, dan beracun, serta penggunaan alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.

Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, siswa hendaknya menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan. Dalam melaksanakan praktikum kimia, siswa minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan kacamata pelindung (gogle). Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara praktikum. Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi kapan saja.

Hal-hal yang seharusnya dilakukan pada saat berkerja di laboratorium antara lain:

  • Tahap persiapan
  1. mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan
  2. mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan
  3. mempersiapkan alat pelindung tubuh
  • Tahap pelaksanaan
  1. mengenakan alat pelindung tubuh
  2. mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan
  3. merangkai alat yang digunakan secara tepat, dan mengambil bahan kimia secukupnya
  4. membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan
  5. bekerja dengan tertib, tenang, dan tekun, catat data-data yang diperlukan
  • Tahap paska pelaksanaan
  1. kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula
  2. hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat
  3. bersihkan tempat atau meja kerja
  4. keluar dari laboratorium dengan tertib

Sumber:
Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum IPA. Yogyakarta: SMA Negeri 1 Yogyakarta

Kamis, 18 Juli 2019

Pengenalan Bahan Kimia

Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum berkerja di laboratorium. Sifat-sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di dalam buku, CD, atau internet. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia, khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan beracun (B3).

Bahan berdasarkan fasanya dibedakan menjadi:

  • Padat
  • Cair
  • Gas
Bahan berdasarkan kualitas dibedakan menjadi:
  • Teknis
  • Special Grade: Pro Analyses (PA)
  • Special Grade: Material References

Pengenalan Simbol Bahaya (Hazard Symbol):
  • Harmful (berbahaya)
merupakan bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernapasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful), khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan


  • Toxic (beracun)
produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit


  • Corrosive (korosif)
produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. awas!!! jangan sampai terpecik pada mata


  • Flammable (mudah terbakar)
senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya Hidrogen) dari hidrida metal. sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, locatan bunga api listrik, dan lain-lain


  • Explosive (mudah meledak)
produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal)


  • Oxidator (pengoksidasi)
senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. senyawa ini dapat menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)




Sumber:
Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum IPA. Yogyakarta: SMA Negeri 1 Yogyakarta


Senin, 15 Juli 2019

Apa Saja Sih Yang Harus Dilakukan Ketika Akan dan Setelah Di Laboratorium???

Suatu kegiatan yang sepele tetapi sering dilupakan oleh banyak orang. Tetapi apabila kita ingin berkerja secara efektif dan efisien, serta memperoleh hasil yang maksimal dengan meminimalis atau terhindar dari kecelakaan dan sejenisnya, maka kegiatan-kegiatan dibawah ini WAJIB untuk dilakukan, pingin tau kan??? silakan dicatat ya... 😊

  1. Masuk laboratorium jangan dengan tergesa-gesa, entah itu karena kawatir terlambat atau karena alasan lainnya
  2. Selalu pakailah pakaian yang rapi dan sopan (termasuk juga harus mengenakan sepatu) dan usahakan jangan mengenakan perhiasan ya guys, supaya aman
  3. Harus memakai jas laboratorium atau jas praktikum ketika berada di dalam laboratorium
  4. Menjaga ketertiban dan ketenangan alias jangan gaduh, supaya terhindar dari kecelakaan
  5. Menjaga keamanan alat-alat laboratorium supaya tidak rusak atau hilang, secara kan alat-alat laboratorium itu kebanyakan harganya mahal, trus juga susah dicari 😟
  6. Buat rencana dulu sebelum masuk laboratorium, jadi pas di laboratorium g bakalan bingung mau ngapain.. atau kalo masih siswa berarti harus baca materi praktikumnya dulu biar paling tidak sudah tahu dulu praktikumnya mau ngapain aja, nah kalo di laboratorium nanti dikasih penjelasan sama guru jadi lebih paham lagi kan... enak ngerjain praktikumnya cepet selesai 👍
  7. Nah yang terakhir.. kalo mau melakukan kegiatan apa saja di laboratorium, WAJIB lapor dulu sama laborannya ya, soalnya laboran yang bertanggung jawab untuk laboratorium tersebut 😊

Itu dulu guys saran-sarannya yang wajib dilakukan ketika akan dan setelah di laboratorium... happy ngeLAB yak... 😊😊😊